Rabu, 03 Juli 2013

Dapatkah Agama Dipercaya?



Banyak orang pernah kecewa dengan agama sehingga menjadi apatis. Namun, ada agama yang bisa Anda percayai

 



 

Mengapa Perlu Dipastikan?

Katakanlah seseorang perlu menjalani pembedahan untuk menyelamatkan hidupnya. Ia pasti ingin benar-benar memercayai dokter bedahnya, karena hidup dan matinya ada di tangan sang dokter. Jadi, bukankah bijaksana untuk memastikan reputasi dan pengalaman dokter itu?
Sama seperti itu, kita sebaiknya memeriksa agama kita dengan cermat. Alasannya, kehidupan rohani kita, termasuk keselamatan kita di masa depan, ada di tangan agama itu.
Yesus menyediakan petunjuk untuk membantu kita memastikan suatu agama. Ia mengatakan, ”Setiap pohon dikenal dari buahnya.” (Lukas 6:44) Kita bisa mengambil satu agama atau aliran sebagai contoh, lalu memikirkan ”buah” apa yang dihasilkannya. Apakah para pemimpin agamanya sangat mementingkan uang? Apakah para anggotanya mengikuti prinsip Alkitab mengenai peperangan dan moral? Yang terpenting, apakah ada agama yang layak dipercaya? Mari kita simak artikel-artikel berikut.”Setiap pohon dikenal dari buahnya.”Lukas 6:44






Apakah Agama Dapat Dipercaya Soal Uang?
Stella * rajin ke gereja bersama anak-anaknya. ”Saya memberi tahu pendeta bahwa saya ingin belajar Alkitab,” katanya. Tetapi, sang pendeta tak pernah menanggapi. Akhirnya, Stella berhenti datang ke gereja. Ia mengatakan, ”Majelis gereja mengirim surat yang intinya mengatakan bahwa kalau saya tidak bisa datang, kirimkan saja uangnya. Saya pikir, ’Mereka tidak peduli saya datang atau tidak; mereka cuma ingin uang saya.’”
Angelina, yang selalu rajin beribadat, mengatakan, ”Di gereja saya, kantong kolekte diedarkan tiga kali selama kebaktian, dan kami diharapkan menyumbang setiap kali. Mereka selalu meminta uang. Dalam hati saya berpikir, ’Hamba Tuhan kok seperti itu.’”
Apakah agama-agama di daerah Anda meminta uang, dengan cara yang halus ataupun terang-terangan? Apakah hal itu sejalan dengan Alkitab?

APA YANG ALKITAB AJARKAN?

Yesus mengatakan, ”Kamu menerima dengan cuma-cuma, berikan dengan cuma-cuma.” (Matius 10:8) Berita Alkitab tidak dapat dinilai dengan uang dan seharusnya tersedia bagi siapa pun yang ingin mendapatkannya.
Bagaimana orang Kristen masa awal menutup pengeluaran sidang jemaat?
Setiap orang menyumbang ”sebagaimana yang telah ia putuskan dalam hatinya, tidak dengan enggan atau dengan terpaksa, karena Allah mengasihi pemberi yang bersukacita”. (2 Korintus 9:7) Rasul Paulus mengatakan, ”Siang malam kami bekerja supaya kami tidak menyusahkan seorang pun dari kalian sewaktu kami menyebarkan Kabar Baik.” (1 Tesalonika 2:9, Bahasa Indonesia Masa Kini) Untuk menunjang pelayanannya, Paulus bekerja sebagai pembuat kemah.Kisah 18:2, 3.

BAGAIMANA DENGAN SAKSI-SAKSI YEHUWA?

Saksi-Saksi Yehuwa biasanya beribadat di bangunan sederhana yang disebut Balai Kerajaan. Bagaimana mereka membayar pengeluaran? Mereka tidak pernah mengedarkan kantong kolekte atau mengirim amplop sumbangan. Sebaliknya, siapa pun yang menghargai acara rohani di sana bisa dengan senyap memasukkan sumbangan ke kotak yang tersedia di Balai Kerajaan.
Bagaimana agama semestinya didanai?
Pasti dibutuhkan biaya untuk mencetak dan mendistribusikan majalah ini. Namun, Anda tidak akan pernah melihat iklan komersial atau permintaan sumbangan. Yang diutamakan adalah penyebaran kebenaran Alkitab.
Apa pendapat Anda: Apakah cara ini sejalan dengan kata-kata Yesus dan teladan orang Kristen masa awal?




 

Apakah Agama Dapat Dipercaya Soal Moral?

”Banyak teman kuliah saya mengaku taat beragama,” kata Sylvia, yang kini bekerja dalam bidang kesehatan. ”Tapi, mereka menyontek saat ujian dan memakai narkoba. Agama tidak memengaruhi kehidupan pribadi mereka.”
Seorang pria bernama Lionel menyatakan, ”Teman-teman saya bohong untuk bolos kerja, bilang mereka sakit padahal tidak. Bagi mereka, agama hanya seperti pajangan—sesuatu yang dimiliki, tapi tidak digunakan.”
Orang-orang menganggap agama dan moral sebagai dua hal yang tidak saling berkaitan. Banyak yang secara lahiriah ”taat menjalankan kewajiban agama, namun menolak inti dari agama itu sendiri”. (2 Timotius 3:5, Bahasa Indonesia Masa Kini) Pemimpin agama mereka pun tidak memberikan contoh baik atau tuntunan moral yang diperlukan. Tidak heran, banyak orang menyimpulkan bahwa Allah tidak peduli dengan cara hidup mereka.

APA YANG ALKITAB AJARKAN?

Alkitab menunjukkan bahwa Allah punya perasaan dan bahwa tingkah laku kita sangat memengaruhi Dia. Ketika bangsa Israel zaman dahulu tidak menaati Allah, ”mereka menyakiti hatinya”. (Mazmur 78:40) Di pihak lain, ada banyak ”sukacita di surga” ketika seseorang bertobat dari kesalahannya. (Lukas 15:7) Apabila seseorang mulai mengenal Bapak surgawi kita dan menghargai sifat-sifat-Nya yang baik, kasihnya kepada Allah akan timbul sehingga memotivasi dia untuk mengasihi apa yang Allah sukai dan menjauhi apa yang Ia benci.Amos 5:15.

BAGAIMANA DENGAN SAKSI-SAKSI YEHUWA?

Saksi-Saksi Yehuwa ”membina ikatan keluarga yang kuat dan menghasilkan warga negara yang produktif dan jujur”, kata Deseret News dari Salt Lake City, Utah, AS. Koran tersebut menambahkan, ”Para anggotanya menganut kaidah moral yang kuat. Mereka percaya bahwa merokok, minum berlebihan, penyalahgunaan narkoba, judi, seks bebas, dan homoseksualitas adalah perbuatan yang merusak hubungan mereka dengan Allah.”
Apakah para pemimpin agama membantu umat mereka mengikuti kaidah moral Allah?

Apa manfaat yang didapatkan para Saksi karena berupaya mengenal kepribadian Allah? ”Dalam bisnis kesehatan, kecurangan sudah umum,” kata Sylvia, yang disebutkan sebelumnya. ”Mudah saja untuk ikut-ikutan. Tapi, saya bisa melakukan apa yang benar karena memahami perasaan Yehuwa * mengenai hal itu. Saya merasa tenteram dan bahagia.” Sylvia yakin bahwa hidup sesuai dengan kepercayaan agamanya telah membuat hidupnya lebih baik.

Adakah Agama yang Layak Anda Percayai?
Jika Anda pernah kecewa dengan suatu agama, Anda mungkin sulit memercayai agama-agama lain. Tetapi, yakinlah bahwa ada agama yang layak mendapat kepercayaan Anda. Sejak zaman dahulu, Allah selalu punya umat yang setia yang hidup sesuai dengan standar-Nya. Sekarang, umat seperti itu—mereka yang sungguh-sungguh berupaya mengikuti ajaran Allah—masih ada. Siapakah mereka?
Stella, yang disebutkan dalam artikel sebelumnya, mengatakan, ”Saya akhirnya mulai belajar Alkitab dengan Saksi Yehuwa. Saya segera merasakan apa yang dikatakan Yohanes 8:32, ’Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.’”
Ray, yang juga disebutkan sebelumnya, mengatakan, ”Setelah belajar Alkitab bersama Saksi Yehuwa, saya mengerti bahwa Allah bukan penyebab penderitaan manusia. Saya bersyukur karena tahu bahwa meskipun Allah punya dasar untuk masih mengizinkan kejahatan, Ia berjanji untuk segera mengakhirinya.”
Memang, tidak mudah untuk melawan arus dalam dunia yang sudah bobrok moralnya ini. Tetapi, hal itu tidaklah mustahil. Banyak orang sangat ingin menerima bantuan untuk memahami dan menerapkan ajaran Alkitab. Itulah alasannya Saksi-Saksi Yehuwa memberikan pelajaran Alkitab gratis di rumah bagi jutaan orang di seluruh dunia. Setiap minggu, banyak orang belajar tentang apa yang sebenarnya Alkitab ajarkan. Hasilnya, mereka semakin dekat dengan Pencipta mereka dan menikmati kehidupan yang lebih bahagia. *
Cobalah bertanya kepada Saksi Yehuwa mengapa mereka memercayai agama mereka
Jika suatu saat Anda bertemu dengan Saksi Yehuwa, cobalah tanyakan mengapa mereka memercayai agama mereka. Periksalah ajaran dan reputasi mereka. Lalu, putuskan apakah memang ada agama yang dapat dipercaya.

Catatan Kaki

^ par. 5 Untuk keterangan lebih lanjut, lihat buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan, yang diterbitkan Saksi-Saksi Yehuwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar