menunjukkan bahwa janji kebangkitan pasti akan dipenuhi. Apa dasar kesimpulan itu?
Pertama, coba perhatikan latarnya. Pada waktu Yehuwa berbicara kepada Musa, para patriark Abraham, Ishak, dan Yakub telah lama meninggal. Abraham telah meninggal selama 329 tahun, Ishak 224 tahun, dan Yakub 197 tahun. Namun, Yehuwa mengatakan ”Aku adalah”—bukan ”Aku dahulu adalah”—Allah mereka. Yehuwa berbicara tentang tiga pria yang telah mati itu seolah mereka masih hidup. Mengapa?
Yesus menjelaskan, ”Ia [Yehuwa] bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.” Coba pikirkan sejenak makna kata-kata itu. Jika tidak ada kebangkitan, itu berarti Abraham, Ishak, dan Yakub akan selamanya ada dalam cengkeraman kematian. Kalau begitu, Yehuwa dapat dianggap sebagai Allah orang mati, atau mayat. Lebih jauh lagi, ini berarti kematian lebih kuat daripada Yehuwa—seakan Allah terlalu lemah untuk membebaskan hamba-hamba-Nya yang setia dari belenggu kematian.
Jadi, apa yang dapat kita simpulkan tentang Abraham, Ishak, Yakub, dan semua hamba Yehuwa yang setia yang telah mati? Yesus mengucapkan kata-kata yang meyakinkan, ”Bagi dia mereka semua hidup.” (
Lukas 20:38) Ya, penggenapan janji Yehuwa tentang kebangkitan hamba-hamba-Nya yang setia begitu pasti sehingga bagi Dia, mereka seolah masih hidup. (
Roma 4:16, 17) Mereka tetap ada dalam ingatan Yehuwa yang tak terbatas, sampai saat yang Ia tetapkan untuk menghidupkan mereka.
Kematian sama sekali tidak bisa menandingi kuasa Yehuwa
Apakah Anda ingin bertemu lagi dengan orang terkasih yang telah meninggal? Jika ya, ingatlah bahwa kematian sama sekali tidak bisa menandingi kuasa Yehuwa. Tidak ada yang bisa menghalangi Allah memenuhi janji-Nya tentang kebangkitan. Cobalah cari tahu lebih banyak tentang janji itu dan tentang Allah yang akan memenuhinya. Anda pun akan mendekat kepada Yehuwa, ”Allah orang hidup”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar